Wanita. Makhluk yang sangat dimuliakan oleh Allah, Rasulullah, juga Islam. Begitu mulianya, sehingga mereka dijaga oleh 4 lelaki. Yaitu ayahnya, suaminya, saudara laki-lakinya, dan anak lakilakinya.Wanita ibarat permata yang sangat berharga, karena alasan itulah Allah menurunkan Firman-Nya dalam Surat Al-Azhab ayat 59 yang berbunyi sebagai berikut:
“Wahai Nabi. Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan juga istri-istri orang mukmin. Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke tubuh mereka yang demikian agar mereka mudah dikenali dan tidak diganggu”.
Namun apa yang terjadi saat ini? Banyak kita temui wanita muslim yang berjilbab akan tetapi mengenakan baju lengan pendek, baju yang ketat, dan baju yang berbahan tipis. Mereka mengenakan pakaian seperti itu karena terpengaruh mode masa kini. Para muslimah cenderung meniru artis-artis idola di TV yang mengenakan jilbab sebatas leher dan mengenakan baju yang memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya. Juga banyak pula yang melepas jilbabnya apabila tidak ada yang memintanya untuk memakai jilbab. Contohnya, banyak sekali artis-artis papan atas yang berjilbab akan tetapi hanya untuk syuting. Banyak yang melepas jilbabnya disaat tidak diperlukan lagi. Tingkah muslimah yang berjilbab pun, hendaknya disesuaikan dengan penampilannya. Sebagai contoh, apabila kita berpergian tidak jarang kita temui wanita muslim berjilbab akan tetapi pergi berkencan dengan lelaki yang bukan muhrimnya, banyak juga kita temui muslimah yang memakai jilbab akan tetapi merokok, dan bahkan ada pula yang pergi ke klab malam menggunakan jilbab.
Sangat disayangkan, karena hal itu tidak berkenan dengan apa yang dikatakan Al-Qur’an. Ternyata memang benar apa yang dikatakan Rasulullah, Muhammad SAW:
“Pada akhir umatku nanti, akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itulah wanita yang terkutuk”.
Jilbab adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul. Jilbab itu ‘iffah (kemuliaan). Jilbab itu kesucian. Jilbab itu pelindung. Jilbab itu taqwa. Jilbab itu iman. Jilbab itu haya’ (rasa malu). Jilbab itu ghirah (perasaan cemburu). Tak kan ada rasa sesal maupun kecewa sedikit pun memakai jilbab. Kesetiaan pada jilbablah yang harus dilekatkan di hati. Allah berfirman:
‘’….. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar”. (QS. An-Nisa ayat 13)
Hijab dan Jilbab adalah masalah Fiqih (Syari’ah), Keempat Mazhab yang terkenal seperti Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dan semua ahli Fiqih dan Syariat Islam sependapat bahwa aurat perempuan adalah semua badannya kecuali Muka dan Telapak tangan. Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak-lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR Muslim).
Seorang muslimah akan selalu ingin menjadi tampil menarik di hadapan manusia. Akan tetapi, penampilan yang paling menarik dari semua penampilan adalah penampilan yang sesuai syariat Allah, sang pengasih dan penyayang hambanya dengan memerintahkan memakai jilbab sebagai penyempurna kewajiban sebagai seorang muslimah yang sudah baligh, hal ini adalah bentuk kasih sayang kepada hambanya khususnya wanita. Yakinlah bahwa Allah SWT membuat aturan ini demi umatnya, khususnya para muslimah. Karena Allah tidak pernah memerintahkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi umat manusia. Berikut manfaat dari berjilbab:
1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)
2. Terhindar dari pelecehan Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari)/
3. Memelihara kecemburuan laki-laki Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah SWT tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga
harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam.
“Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim)
4. Akan seperti bidadari-bidadari di surga “Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56) Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa di rumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.
5. Mencegah penyakit kanker kulit Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari.
Karena itu, bagi muslimah-muslimah yang peduli pada diri sendiri atas kehidupan akhirat pakailah pakaian yang sesuai syariat Allah. Insya Allah engkau bahagia dunia dan akhirat sebab hati ini akan tenteram jika melaksanakan syariat Islam. Jika memakai pakaian yang tidak sesuai syariat penulis yakin bahwa sebenarnya dalam hati kecil kita berkata sebenarnya seluruh wanita muslim ingin berpakaian sesuai syariat tapi pikiran dan hawa nafsu ingin berpakaian yang tidak sesuai syariat Allah.
Pakaian muslimah sekarang kebanyakan membungkus bukan menutup, perbedaan membungkus dan menutup, contoh membungkus itu berpakaian tapi lekuk-lekuk masih sangat terlihat dan transparan, akibat pakaian kekecilan dan ketat. Sedangkan menutup, berpakaian dengan baik rapi tanpa menampakkan model-model lekuk-lekuk tubuh alias tidak ketat.
Tidak ada kata ‘tidak siap’ untuk berjilbab, karena jilbab merupakan kewajiban dan merupakan dosa apabila tidak dilaksanakan. Lalu, mengapa tidak siap? Haruskah kita menunda amal baik? Kita juga tidak tahu apa yang terjadi beberapa waktu mendatang. Kita tidak tahu apakah satu jam mendatang kita masih ada di alam dunia atau alam barzakh. Apakah harus menunggu hingga saat it tiba untuk sadar?
Bagi para muslimah yang ragu dan tidak siap untuk berjilbab, Perkataan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut seharusnya menjadi renungan:
“Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah menunggu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari no. 6416).
Hadits tersebut menunjukkan dorongan untuk menjadikan kematian seperti berada di hadapan kita sehingga bayangan tersebut menjadikan kita bersiap-siap dengan amalan shalih.Maka, yakinlah bahwa syariat mengatur kehidupan kita, itu semua teruntuk kebaikan dan kemashlahatan dunia dan akhirat, tidak akan berpengaruh kekokohan Allah sebagai Tuhan, jika berhijab syar’i atau tidak, hasilnya akan kembali kepada diri pribadi kita masing-masing.
Penulis:
Atthaya Maharani
Siswi SMP Muhammadiyah 5 Surabaya kelas 8E