Hadir sebagai pembicara Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Ustad Muhammad Arifin. Ceramah didukung dengan multimedia menjadikan pada peserta yang terdiri dari murid baru laki-laki ini menjadi mudah menangkap isi pesan yang disampaikan.
Ustadz Arifin menyebutkan agar mewaspadai modus kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba saat ini.
Salah satu contoh dampak negatif kenakalan remaja adalah timbulnya beberapa penyakit yang sangat menakutkan. Yaitu Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV-AIDS).
Peserta ada yang histeris ketika ditayangkan film yang menceritakan seorang anak awalnya baik-baik saja. Setelah salah memilih lingkungan bergaul akhirnya kena HIV-AIDS. ”Kondisi orang yang kena penyakit ini ibarat pepatah hidup segan mati tak mau. Hidupnya menderita,” tuturnya.
Hal inilah yang mendorong sejumlah anggota Ikatan Alumni (IKA) Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Lima (SPEMMA) kota Surabaya untuk berbagi nasi bungkus kepada kaum dhuafa. Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat (13/9/2019) tersebut bukan hanya membagikan nasi bungkus saja, tapi juga sembako dan santunan kepada anak yatim.
M. Zaenudin, ketua Aksi Jumat Berkah, mengatakan, kegiatan Jumat berkah dilaksanakan di sepanjang jalan Pucang, kota Surabaya.
“Kegiatan ini adalah Kegiatan Jumat Berkah. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Alumni SMP Muhammadiyah 5 Kota Surabaya.Kegiatan ini terbuka bagi siapapun yang ingin membagikan santunan kepada Kaum Dhuafa dan Anak Yatim Piatu,” ungkapnya Sabtu (14/9/2019).
Pria yang juga Alumni SMP Muhammadiyah 5 angkatan 88 tersebut, menambahkan, pihaknya membuka dan menerima dari donasi siapapun.”Donasi bisa berupa uang, makanan, sembako atau pakaian,” imbuhnya.
M. Zaenudin berjanji, akan melaksanakan amanah dari para donatur sebaik baiknya.”Insya Allah, sumbangan dari para donatur akan kami salurkan tepat sasaran,” tegasnya kepada lintasjatim.co.id
Syafi’ur Rohman Kepala urusan Hubungan Masyarakat (Kaur Humas) Spemma mengatakan, Tim perwakilan SMP Muhammadiyah 5 Surabaya yang menyabet juara pada kelas Robot Sumo ialah Gerrad Verrel Rafierly dan Rajendra Maulana Syaputra.
“Robot sumo cara permainan lomba dengan cara adu kekuatan robot untuk mendorong. Robot yang kalah dorongan kemudian keluar dari lingkaran pembatas dinyatakan kalah,” tegasnya. Kamis, (21/3/2019).
Lanjut Syafi’ur, dan itu pun harus dilakukan sampai 3 kali bermain, jika 2 atau 3 menang maka peserta dinyatakan menang untuk melanjutkan ke semi final sampai di final.
“Mereka untuk mempersiapkan lomba ini berlatih hanya satu hari karena robot yang di pakai sempat mengalami kerusakan di H -1 menjelang pertandingan,” tambahnya.
Akhirnya mereka semalaman suntuk berusaha untuk memperbaikinya dan dilanjut latihan di pagi dini hari. Namun karena jam terbang mereka tinggi sudah sering mengikuti lomba robotik sehingga kerusakan itu tidak menjadikan mereka panik. Hingga pada akhirnya bisa nyebet juara satu di lomba tersebut,” imbuhnya.
Peserta lomba ini ada 40 tim dari seluruh Indonesia dan luar negeri. Ada yang dari Malaysia, Bandung, Jakarta, Bogor, Surabaya dan masih banyak kota-kota yang lainnya.
“Semoga bisa memotivasi anak-anak yang lain. Sangat bangga dan senang anak-anak bisa juara di tingkat internasional tentunya ini menjadi kebanggaan sekolah dan muhammadiyah,” harapnya.
Menurut Gerrad, salah satu siswa yang mewakili SMP Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya dilomba tersebut mengatakan, Lomba Robotik Tamrin Olimpiade Cup sangat seru, lawanya berat-berat karena pesertanya jago-jago dari kandang disetiap kota asal mereka.
“Peserta yang mengikuti mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Universitas. Ahamdulillah saya menang sehingga bisa membanggakan sekolah dan kota Surabaya,” ungkapnya. (ari)
Siswa kelas 9 SMP Muhammadiyah 5 Pucang (Spemma) Surabaya mengadakan Malam Bina Siswa (Mabisa) di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (12/4/2019).
Kegiatan dimulai pukul 20.00 sampai pukul 23.00. Sebanyak 196 siswa mengikuti kegiatan ini. Ada materi pembinaan, minta doa restu sama orang tua, dan terakhir shalat malam.
Materi pembinaan berupa motivasi dan relaksasi supaya saat menghadapi UNBK tidak tegang. Saat anak-anak meminta restu kepada orang tua , orang tua meneteskan air mata karena terharu mendengar pamitan anak-anaknya untuk mengikuti ujian. Setelah meminta restu orang tua dilanjutkan dengan meminta restu kepada bapak dan ibu guru. Ustadzah Bali, guru Spemma, mengatakan tidak terasa mereka sekarang sudah kelas 9 dan mau lulus sekolah. ”Perasaan baru kemarin mereka masuk sekolah dan kini mau lulus,” tutur Bali sambil meneteskan air mata.
Menurut dia, kegiatan ini bagi siswa merupakan kegiatan yang sangat bagus buat siswa. Bisa menumbuhkan percaya diri untuk menghadapi UNBK Senin depan. ”Mereka juga minta restu kepada Allah dengan shalat malam, dzikir dan berdoa.”
Lisa, siswa, menggatakan, senang mengikuti serangkaian kegiatan Mabisa ini karena ada orang tua yang mendampingi. ”Ada kenyamanan dan keteduhan saat mengikutinya,” ujarnya. (Miftakul Choir)
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP Muhammadiyah 5 (Spemma) Pucang Surabaya mengadakan pendidikan dan latihan untuk pengurus. Kegiatan bertempat di sekolah, Sabtu-Ahad (30-31/3/2019).
Acara ini sekaligus sebagai reuni dengan kedatangan para alumni IPM periode sebelumnya. Para alumni ini memberikan materi seperti kerja sama dalam organisasi.
Alumni yang hadir antara lain Abdullah yang kini menjadi Pimpinan Pusat IPM, Arlia Intan Nilam menjabat Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah, dan Muslikhan memegang Kepala Spemma.
Ketua IPM Adinda Aura menyebutkan, Diklat ini menjadi mengesankan karena para alumni turut hadir. ”Bagaikan cinta yang berkesinambungan antara adik dan kakak. Antara IPM periode sekarang dan periode sebelumnya. Saya senang dan bangga bisa kedatangan kakak-kakak IPM,” ujarnya. Arlia Intan Nilam dalam acara ini mengisi motivasi dan pemahaman dakwah Muhammadiyah kepada para peserta.
”Muhammadiyah berkembang begitu pesat. Dengan perkembangan itu Muhammadiyah membutuhkan kader-kader potensial seperti PR IPM Spemma ini untuk melanjutkan estafet kepemimpinan,” ujar Nilam. (Choir)
SURABAYA - Sebanyak 15 siswa dari Korea Selatan (Korsel) belajar tari kuda lumping di SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Kamis (19/1/2017). Mereka belajar kesenian khas Jawa tersebut selama satu minggu.
Saat memperagakan tari kuda lumping, mereka tampak lincah dan bersemangat. Maklum tari kuda lumping baru ditemui, karena di negaranya tidak ada. Para siswa asal Korsel ini mengenakan pakaian yang biasa dipakai saat pertunjukan tari kuda lumping, bahkan lengkap dengan kuda lumpingnya.
“Saya senang belajar tari kuda lumping, karena ini merupakan pengalaman baru bagi saya,” terang salah satu pelajar asal Korsel, Park Hong Kyun, pada wartawan usai belajar tari kuda lumping.
Sementara itu, Guru Seni Budaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Miftakul Khoir, menyatakan program pertukaran seni budaya lewat pelajar ini sudah berlangsung sejak lima tahun terakhir.
“Pertukaran seni budaya tidak hanya menjalin kerjasama dengan Korea (Korsel), tetapi juga dengan Filipina. Sehingga budaya yang ada di sini bisa dikenal oleh negara lain,” terang Khoir saat dikonfirmasi.
Menurut Khoir, pihaknya memang sengaja mengajarkan tari kuda lumping terhadap siswa asal Korsel, karena tari kuda lumping merupakan seni budaya asli dari Jawa.
“Tiap tahun kami melakukan pertukaran seni budaya. Sambutan mereka terhadap tari kuda lumping sangat positif, karena ini merupakan hal yang baru,” tukasnya.(sus)